Jumat, 15 Februari 2008

MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR EFEKTIF

BELAJAR adalah suatu proses kegiatan yang melibatkan terjadinya perubahan pada seseorang yang belajar.
Perubahan yang terjadi ketika belajar sedang berlangsung memberikan suatu aspek yang terarah, yaitu kadang menimbulkan perubahan cita-cita atau justru memperkuat cita-cita tersebut.
Jika perubahan tersebut mengubah cara berpikir maka akan melibatkan perubahan dalam tujuan dan arah kehidupan. Sehingga apa yang dilakukan sebelumnya ditinggalkan sama sekali.
Contoh: Anggapan bahwa wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi jika pengalaman belajar terus membimbing kegiatan belajar berikutnya, maka pengalaman itu akan membantu kita melihat cara yang lebih jelas lagi dan membantu untuk maju lebuh cepat.
Jadi meskipun kita melakukan kegiatan belajar tetapi apabila tidak ada perubahan apapun pada dirinya maka “belajar” tidak terjadi. Maka dari itu belajar dapat dikatakan sudah terjadi apabila si pelajar telah mengalami perubahan berupa:
1.Penambahan informasi
2.Penambahan/peningkatan pengertian
3.Penerimaan sikap-sikap yang baru
4.Perolehan penghargaan baru
5.Perolehan keterampilan baru.
Kelima perubahan itu dapat dimasukkan ke dalam 3 kategori, yaitu:
1.Pengetahuan (Cognitive): Apa yang saya tambahkan pada apa yang saya ketahui
2.Perasaan (Affective): Bagaimana perasaan saya tentang apa yang saya dengar dan saya baca.
3.Perbuatan (Behavior): Apa yang saya perbuat dengan apa yang saya dengar dan saya baca.

Seseorang sudah “Belajar” apabila pada dirinya terjadi ciri-ciri sebagai berikut:
1.Telah mengalami perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti, tidak paham menjadi paham, ragu-ragu menjadi mantap, tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan.
2.Memiliki keterampilan, yaitu dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dari kurang/tidak cekatan menjadi lebih cekatan.
3.Memperoleh nilai-nilai baru yang positif, misalnya semula bersikap acuh tak acuh terhadap pelajaran agama menjadi acuh, dulu tidak menghargai orang lain menjadi menghargai.

Perubahan perilaku yang disebabkan oleh minuman keras, ganja, atau hipnotis tidak dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku semacam ini diperoleh melalui latihan di luar kendali akal.
Enam Langkah Belajar Efektif Dengan Rumus SQ4R, yaitu:
1.Survey (Meninjau)
Usaha untuk mengetahui garis besar isi dari bacaan serta cara penyusunan dan penyajiannya secara sepintas lalu.
2.Question (Mengajukan Pertanyaan)
Mengajukan pertanyaan bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Orang yang ingin tahu akan berusaha mencari jawabannya.
3.Reading (Membaca)
Bacalah dengan cermat bahan pelajaran satu kali lagi sambil berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan
4.Recite (Mengingat sambil menyebutkan kembali)
Rahasia yang perlu diketahui dalam menyebutkan kembali ialah sebutkan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Mengingat dan menyebutkan kembali merupakan langkah yang penting karena dengan cara ini orang dapat mengenali dan juga mempelajari jawaban.
5.Record (Mencatat)
Tujuan membuat catatan ialah untuk menolong kita mengingat pokok-pokok yang penting tanpa membaca kembali bahan bacaan itu sendiri. Catatan yang Anda buat hendaknya singkat tapi mencakup hal-hal yang penting. Catatannya dibutuhkan untuk merangsang ingatan kembali apa yang kita pelajari.
6.Review (Mengulang Kembali)
Mengulang kembali berarti mengungkapkan kembali apa yang telah Anda pelajari tanpa melihat catatan.

Mengulang bahan pelajaran secara teratur amat berguna karena mengingatkan kembali pengetahuan yang telah kita pelajari sebelumnya.

HAL-HAL PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM BELAJAR

1.Patuhilah jadwal belajar yang telah Anda buat
2.Carilah buku-buku yang diperlukan untuk melengkapi materi
3.Lengkapi dan kumpulkan catatan-catatan yang teratur dan rapih agar menarik untuk membacanya.
4.Siapkan peralatan belajar lebih dahulu, jangan sampai belajar terhenti gara-gara mencari pensil yang hilang.
5.Usahakan Anda belajar di tempat yang tenang, hindari belajar sambil nonton televisi atau mendengarkan musik.
6.Pastikan Anda 100% siap mengikuti tes ujian esok hari.
7.Jangan terpengaruh oleh orang lain, meninggalkan kelas sebelum bel berbunyi.

Mata Diklat KKPI

Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata pelajaran KKPI

This is a “feed” of frequently changing content on this site.

You can subscribe to this feed to receive updates when this content changes.

Error Processing Feed

There was an error processing this feed. It’s our fault. :-( You can still subscribe to the feed if you know what it is. For reference, the error was:

SMK SWADAYA TEMANGGUNG

MAGAZINE

Konon diera globalisasi dewasini kita harus mampu berpikir secara global, namun sigap bertindak secara lokal (think globally, act locally).

Majalah Guru SMK Swadaya Temanggung “Suara Swadaya” terbit Edisi I Tahun 2006 merupakan Media Komunikasi dan Pemberdayaan Guru dengan SK KS No.421/021/SMK/2006.

Mengapa DIDAKKKPIA? Nama ini dipilih dengan niat untuk selalu mengingatkan tugas utama guru, yakni mendidik sesuai dengan prinsip-prinsip kependidikan. Demikian pula motto “media Komunikasi dan Pemberdayaan Guru”, ini merupakan iKKPIad untuk meneguhkan eksistensi guru sebagai sebuah profesi yang mumpuni.

Inovasi Edukasi

Peertutoring dan Peerassessment

Penerapan Metode Tutor Sebaya

dan Penilaian oleh Teman Sebaya dalam

upaya mengoptimalkan pembelajaran mata pelajaran

Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi pada siswa kelas SMK

Makalah disajikan sebagai salah satu tugas mandiri pada Pelatihan KKPI

di SMK Yasti Cisaat - Kab. Sukabumi 2007

Oleh : Drs. Akrom

1. Judul “Penerapan Metode Tutor Sebaya dan Penilaian oleh Teman Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran mata pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi pada siswa kelas SMK”.

2. Latar Belakang

Teknologi informasi komputer dan komunikasi ini sudah menjadi bagian dari hidup, kemajuannya luar biasa terutama dalam bidang komputer baik desainernya maupun softwernya. Hamper setiap bulan para desaner, pabrikan, ahli dalam bidang teknologi komputer terus menerus mengadakan penelitian dan pengembangan teknologi.

Bangsa Indonesia yang semakin besar tidak luput dari kemajuan teknologi informasi ini, walapun pada umumnya berada pada tataran konsumen/pemakain yang kalah jauh dari negara tetangga yang sudah masuk pada tataran desainer teknologi dan produsen komponen-komponen informasi teknologi informasi terutama bidang komputer. Sehingga barang elektronik harganya terjangkau oleh masyarakat.

Untuk mengatasi kemajuan teknologi tersebut, sungguh tepat kiranya Kurikulum 2004 mengakomodasi kemajuan teknologi informasi sekarang dalam sebuah mata pelajaran, yaitu Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi Informasi.

Dalam kurikulum 2004 Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi Informasi disebutkan bahwa mata pelajaran memiliki karaterisKKPI sebagai berikut:

  • Keterampilan menggunakan komputer meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Namun demikian mata pelajaran Teknologi dan Komunikasi Informasi tidak sekedar terampil, tetapi lebih memerlukan kemampuan intelektual
  • Materi mata pelajaran Teknologi dan Komunikasi Informasi berupa tema-tema esensial, aktual serta global yang berkembang dalam kemajuan teknologi pada masa kini, sehingga mata pelajaran Teknologi dan Komunikasi Informasi merupakan pelajaran yang mewarnai perkembangan perilaku dalam teknologi.
  • Pembelajaran komputer bersifat individual, artinya guru harus membimbing siswa satu persatu, sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang besar.

Untuk mengantisipasi segala hambatan-hambatan di atas, kami mencoba memberikan alternatif untuk mengoptimalkan pembelajaran komputer dengan sarana, waktu, dan biaya yang terbatas dengan memanfaatkan peer tutoring dan peer assessment (tutor sebaya dan penilaan oleh teman sebaya).

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas masalah dalam pembelajaran ini adalah bagaimana mengoptimalkan pembelajaran komputer dengan memanfaatkan peer tutoring dan peer assessment?

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembelajaran ini adalah kelas VII SMK Swadaya Temanggung Kabupaten Sukabumi.

5. Tujuan dan Manfaat

Hasil yang diharapkan dari penelitian adalah digunakannya model pembelajaran dengan metode peer tutoring dan peer assessment, yang bermanfaat bagi siswa dan guru.

  • Guru

Guru akan terbantu baik dalam akademis terutama dalam pencapaian target waktu dan materi pembelajaran, maupun dari sisi fisik yang harus terus berdiri dan membimbing ratusan siswa dalam sehari secara individual.

  • Siswa

Siswa lebih terlayani secara individual sehingga diharapkan kemampuannya terus meningkat.

6. Kajian Teoritis

Sejak kurikulum 2004 dan KTSP Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi Informasi (disingkat KKPI) sudah mulai diberlakukan. Hal ini perlu disambut bak, karena dengan mata pelajaran ini diharapkan bangsa Indonesia melek teknologi, informasi dan mampu menguasai dan bahkan menciptakan menciptakan perangkat teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia.

Sebagaimana dikemukakn dalam KTSP mata pelajaran ini diperkenalkan, diprakKKPIkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat.

Mata pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) diajarkan sebagai salah mata pelajaran keterampilan dengan alokasi waktu 72 jam pelajaran untuk selama 3 tahun.

Tujuan mata pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi yaitu:

  • Memahami Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
  • Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
  • Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apreasiatif, dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi
  • Menghargai karya cipta dibidang Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi

Peer Tutoring atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya, ada beberapa ahli ada yang meneliti masalah ini diantaranya, adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education Encyclopedia menyebutkan pengertan tutor sebaya adalah sebagai berikut: Tutor sebaya adalah sebuah prsedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama. Tipe kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe yang lainkadang dimunculkan pertukaran usia pengajar.

Muntasir dalam bukunya pengajaran terprogram mengemukakan bahwa Tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar, cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus da terperinci.

Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa yang kurang aktif menjadi aktf karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkanpenapat secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa dengan pergaulan antara para tutor dengan murid-muridya mereka dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan khayalannya.

Jadi, sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakan kebutuhan siswa itu sendiri.

Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran.

Beberapa pendapat di atas, dan pengalaman penulis dilapangan, menyakinkan penulis untuk menerapkan tutor sebaya dalam pembelajaran KKPI. Tampaknya memudahkan siswa untuk mengeluarkan pendapat atau pikiran dan kesulitan kepada temannya sendiri ketimbang kepada guru, siswa lebih sungkan dan malu.

Hal tersebut dimungkinkan karena diantara siswa telah terbentuk bahasa mereka sendiri, tingkah laku, dan juga pertanyaan perasaaan yang dapat diterima oleh semua siswa.

Sedangkan peer assessment adalah penilaian kegiatan siswa oleh tutornya, tentu saja dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

7. Model Tindakan

Model tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan memafaatkan tutor sebaya. Siswa yang bertindak sebagai tutor yaitu siswa kelas 9 (Sembilan) yang telah memilki kemampuan mengoperasikan komputer dengn baik. Tutor tersebut terlibat dalam proses pembelajaran di laboratorium, yaitu membimbing siswa yang ditutorinya sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru.

Untuk penilaianya, tutor dilibatkan juga untuk menilai siswa yang ditutorinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Setting

Setting penelitian ini adalah SMK Swadaya Temanggung Kabupaten Sukabumi dan karakterisKKPI dalam penelitian ini siswa kelas VII

9. Faktor yang diteliti

1. Keterampilan siswa dalam mengperasikan computer;

2. aktivitas siswa dan tutor;

3. Pelaksanaan kegiatan tutor sebaya dan penilaian oleh tutor.

10. Rencana Tindakan

Untuk melaksanakan pembelajaran dengan tutor sebaya, guru hendaknya mempersiapkan bahan ajar dan langkah-langkah mengajar sedemikian ruapa sehingga mudah dipahami oleh tutor.

A. Tahap Perencanaan Tindakan

1. Membuat Program

Program ltak diperlukan sebagai rencana baik guru maupun tutor dalm melaksanakan tugasnya. Program ini intinya terdapat pada dua program yaitu program rencana pembelajaran dan petunjuk pembelajaran oleh tutor.

2. Menyiapkan Tutor

Agar proses pembelajaran yang dilakukn tutor sebaya dapat terlaksanakan dengan lancer perlu adanya tutor yang benar-benar mampu untuk mengajar temannya. Oleh karena itu, guru harusmenyeleksi siswa yang akan dijadikan tutor. Cara pertama adalah siswa yang memiliki nilai terbaik dikumpulkan dan diseleksi oleh guru untuk dipilih beberapa orang sebagai tutor. Kedua, guru melatih beberapa orang yang memiliki kemampuan lebih atau guru mengambil keputusan dan langsung siswa yang telah memiliki kemampuan.

3. Menyiapkan sarana dan prasarana

Sarana dan perasana juga sangat pentng dalam proses pembelajaran komputer, sebab tanpa komputer tidak mungkin berjalan. Untuk itu sebelum proses pembelajaran berlangsung dipersiapkan dan dicek seluruh komputer.

B. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi interpretasi

Setelah tahap persiapan selesai, guru bisa melanjutkan ke tahap pelaksanaan degan memberikan program, melakukan pengamatan, dan pengarahan kepada tutor, kegiatan tersebut diantaranya:

v Memberikan program kepada tutor

Agar tutor dapat mengajar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh gur, tutor diberikan program pembelajaran berupa petunjuk pengajaran oleh tutor baik secara global maupun perbagian/unit.

v Memberikan petunjuk petunjuk/pengarahan/pelatihan kepada tutor.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan tutor, terlebh dahulu tutor dieri petunjuk,pengarahan bahkan pelatihan oleh guru tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan tutor di depan siswa.

v Melaksanakan tindakan berupa proses pembelajaran oleh guru sesuai dengan rencana tindakan yang disusun.

v Mengambil pelaksanaan pembelajaran oleh tutor.

Tutor yang telah mulai membantu memberikan materi pembelajaran harus diamati juga pelaksanaannya. Apakah tutr bekerja sesuai dengan petunjuk yang ada?. Apakah tutor memanfaatkan waktu dan sarana dengan baik? Hal ini perlu pengamatan seksama dari guru, guru berhak memberikan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran.

C. Tahap Analisa dan Refleksi

Guru harus melakukan kegatan evaluasi dan menampung keluhan-keluhan, kesulitan-kesulitan yang meliputi:

  • Evaluasi keiatan tutor;
  • Evaluasi kemampuan siswa, disamping peniliaan yang telah diberikan oleh tutor;
  • Menampung dan menjawab setiap kesulitan siswa da tutor;
  • Memberikan penghargaan kepada tutor.

11. Data dan Cara pengumpulan data

a. Lembar angket siswa tentang interaksi tutor

b. Lembar observasi aktifitas sswa

c. Post tes

12. Kriteria keberhasilan

v Kemampuan siswa dalam mengoperasikan computer mendapat nilai optimal

v Aktifitas siswa dan tutor berjalan dengan baik

v Pelaksanaan kegiatan tutor sebaya dan penilaian oleh tutor berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan

13. Kesimpulan

Peer tutoring dan peer assessment merupakan solusi termudah dan solusi dalam menghadapi kendala-kendala dalam pembelajaran komputer terutama disekolah-sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana memadai, tenaga pengajar yang kurang, jumlah siswa dikelas yang sangat besar, dan dana yang terbatas.

Pembelajaran dengan memanfaatkan Peer tutoting dan peer assessment ternyata mampu mengoptimalkan pemelajaran komputer, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi sekarang ini.

14. Penutup

Pada akhirnya guru hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kealfaan, namun walau demikian sikap profesional tetap harus dijunjung tinggi. Tanpa sikap profesional seorang guru, maka dunia pendidikan kita tidak ada apa-apanya, bias dilakukan oleh siapa saja yang tidak memiliki keahlian seperti fenomena yang terjadi sekarang.

Demikianlah makalah ini disusun dengan segala keterbatasan tetapi tetap berusaha untuk menunjukkan keprofesionalan seorang guru.

15. Daftar Pustaka

Depdiknas.2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Jakarta

Dejnozken, Edward L. 1976. American Edcator Encyclopedi. London: Greenwood Press.

Jaelani, Dudi. 2002. Bina dan Kembalikan Anak Kita ke “Habitat” Semula (Program Life Skill SMKN 1 Cidahu)

Contextual Teaching and Learning (CTL)

VISI, MISI, DAN TUJUAN

VISI

Tercetaknya lulusan yang professional, mandiri, mampu bersaing serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

MISI

  1. Mempersiapkan tenaga kerja yang berjiwa wirausaha
  2. Menciptakan tenaga kerja professional yang mampu berkompetisi di era global
  3. Menciptakan tamatan yang meiliki etos kerja tinggi
  4. Membentuk tamatan yang memiliki budi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sehat jasmani dan rohani

TUJUAN

1. Sekolah mengembangkan pemetaan standar kompetensi dan indikator untuk seluruh mata

pelajaran.

2. Sekolah memiliki tenaga kependidikan dan pelatihan tenaga kependidikan

3. Sekolah memiliki akses informasi dan komunikasi

4. Sekolah melaksanakan assessment secara sistematis dan berkesinambungan

5. Sekolah menjalin kerjasama dengan stake holder dalam memenuhi pembiayaan sekolah

6. Sekolah memberdayakan komite sekolah sebagai stak holder pendidikan

PRAKATA

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Illahi rabbi, shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda nabi besar Muhammad SAW dan keluarganya yang disucikan.

Hadirnya sebuah media yang mengkhususkan dalam bidang pendidikan semoga melahirkan dan menawarkan informasi strategis yang akan menjadi sebagai sumber alternatif bagi kemajuan dan keprofesionalan dunia pendidikan Indonesia.

Salah satu upaya menuju kearah itu bersama kami mencoba mempublikasikan temuan-temuan guru dilapangan sehingga diharapkan dapat mempengaruhi kebijakan yang lebih luas.

Dengan begitu maka kita akan selangkah lebih maju, sesuai dengan pepatah latin verba volant, scripta manenet. Apa yang kita ucapkan segera menguap sirna, apa yang tertulis akan tetap lestari.


Diarsipkan di bawah: Ekonomi Makro, Ekonomi Nasional, PMA/PMDN — by adit @ 9:33 pm

Tanpa terasa kita telah memasuki tahun ke sepuluh sejak perekonomian Indonesia mengalami serangan badai krisis yang luar biasa besar dampak pengaruhnya pada perekonomian Indonesia. Krisis perekonomian yang terpicu oleh kejatuhan nilai rupiah — menyusul tumbangnya era masa kepemerintahan orde baru — telah membawa implikasi yang dahsyad pada meluasnya krisis multidimensional.
Dampak negatif yang paling mencuat kepermukaan adalah kejatuhan daya beli konsumen dari sebagian besar masyarakat Indonesia dan melemahnya baik kekuatan maupun daya saing produk-produk unggulan kita. Melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah penanaman modal diharapkan dapat menjadi motor penggerak kebangkitan perekonomian Indonesia beberapa tahun ke depan.

Upaya Restorasi Dampak Krisis Perekonomian

Berbagai upaya terprogram telah dilakukan oleh Pemerintah untuk memulihkan kondisi yang buruk akibat pengaruh dampak krisis perekonomian. Lembaga perbankan yang saat itu sedang menghadapi permasalahan likuditas dan erosi kepercayaan dengan segera berhasil ditangani. Pemerintahpun segera meluncurkan upaya konkrit penyelamatan eksistensi lembaga perbankan melalui program restrukturisasi kredit bermasalah dan revitalisasi finansial. Dengan demikian proses kepailitan berantai yang mengancam keberadaan lembaga perbankan dan perusahaan swasta nasional berhasil ditangani.
Kita juga melihat stabilitas fiskal, moneter dan nilai tukar secara bertahap dapat dipulihkan, yang pada gilirannya kemudian berhasil meningkatkan tingkat kepercayaan investor pada perekonomian Indonesia. Tidak heran jika keberhasilan ini dapat mendorong lonjakan optimisme para pelaku pasar modal di bursa utama Jakarta – yang telah beberapa kali menembus batas psikologis.
Trend peningkatan indeks ini diperkirakan masih akan berlanjut sepanjang tahun 2007. Tentunya stabilitas dan optimisme tersebut terbangun dengan upaya-upaya lainnya yang telah dilakukan oleh Pemerintah guna mendukung stabilitas politik dan terciptanya keamanan. Ancaman terorisme dapat diredam. Konflik horizontal berangsur dikurangi. Masalah Aceh terselesaikan dengan pemberian hak otonomi khusus.
Demikian juga kerjasama politik dan keamanan antar negara semakin terjalin dengan baik. Di bidang hukum, tatanan hukum yang menuju pada pembentukan governanceantar lembaga judisial masih terus dibangun.Momentum pembaharuan tatalaksana sistem kepemerintahan yang bersih digulirkan dengan arah konsisten memberantas korupsi dan kolusi pada sistem birokrasi di unit-unit kerja pemerintah.Duri-duri yang dapat meretakkan kesatuan negara Republik Indonesia dihilangkan dengan memberikan keleluasaan pada Pemerintah Daerah untuk dapat mengatur rumahtangganya.
Rentetan Undang-undang No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah; No 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah; serta No. 32/2004 tentang revisi atas Undang-Undang terdahulu seluruhnya merupakan arah komitmen dari Pemerintahan Pusat untuk membagi sebagian kewenangan dalam aspek manajerial dan admistrasi pemerintahan kepada Pemerintah Daerah. Kemudian adanya upaya rencana harmonisasi berbagai peraturan pusat dan daerah khususnya yang terkait dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah akan semakin memberikan harapan terciptanya keutuhan bentuk organisasi pemerintahan di masa datang.
Upaya-upaya perbaikan sistem administrasi pemerintahan, peningkatan peran dan sistem kelembagaan publik, serta stabilitas ekonomi politik dan hukum yang berangsur pulih telah memberikan ruang gerak yang lebih leluasa bagi perekonomian untuk dapat bangkit kembali. Dan memang dengan dukungan komitmen birokrasi dan optimisme dari para pelaku ekonomi yang positif mendorong lebih lanjut pergerakan lokomotif ekonomi Indonesia menuju cita-cita menuju masyarakat yang sejahtera.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semula negatif pada awal 2000 berangsur membaik dan menerobos tingkat pertumbuhan ekonomi dengan percepatan laju yang moderat menuju tingkat di atas 5 %. Secara keseluruhan pada tahun 2005 investasi berupa pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar 9.9%, konsumsi masyarakat terpelihara dengan tingkat pertumbuhan 4,0% dan belanja konsumsi Pemerintah tumbuh sebesar 8.1 %. Sementara ekspor barang dan jasa meningkat sebesar 12,3%. Pola trend pertumbuhan yang lebih baik diperkirakan akan dialami pada tahun 2006 dan 2007.

Prospek Penanaman Modal dalam Era Kebangkitan Perekonomian

Prospek kebangkitan mesin perekonomian nasional akan semakin mendekati kenyataan menyongsong peningkatan permintaan global dan regional pada tahun-tahun mendatang. Dengan demikian penanaman modal masyarakat maupun penanaman modal dalam rangka PMDN dan PMA seluruhnya akan semakin dituntut peran aktifnya dalam memanfaatkan momentum tersebut.
Indonesia sebagai alternatif tempat investasi penanaman modal asing secara langsung masih memberikan harapan-harapannya.
Terdapat beberapa alasan mengapa perkiraan skenario yang optimis ini masih mungkin diajukan. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diperkirakan akan mendukung peningkatan prospek penanaman modal di Indonesia pada tahun 2007:

  • Reformasi sosial dan politik yang terjadi di negara kita akan memperkokoh demokratisasi dan keterbukaan sistem pengelolaan administrasi pemerintahan, sehingga sekaligus akan meningkatkan iklim investasi.
  • Berbagai paket insentif usaha telah dikeluarkan dengan tujuan membuka perluasan kapasitas terpasang industri nasional.
  • Penurunan suku bunga perbankan akan berlangsung menuju target BI rate di bawah 10%.
  • Stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang-barang kebutuhan lainnya berhasil dikendalikan pada tingkat tingkat di bawah 8%.
  • Peluang yang lebih besar adanya peningkatan anggaran belanja negara untuk mendorong investasi dan peningkatan pelayanan dasar.
  • Masih banyaknya potensi sumber daya alam
    Indonesia yang belum sepenuhnya diusahakan secara komersil.
  • Bangkitnya kegiatan usaha kecil dan menengah di lini-lini produksi pasokan bahan
    baku, produksi berorientasikan ekspor dan kegiatan perdagangan dan jasa lainnya.
  • Semakin membaiknya ranking resiko negara
    Indonesia dan kinerja produk-produk finansial para emiten di pasar modal.
  • Memang benar tantangan dalam upaya peningkatan investasi masih sedikit mengganjal.Semenjak tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 investasi hanya tumbuh rata-rata 3% per tahun, di bawah tingkat pertumbuhan periode 1991-1996 yang mencapai puncak kejayaan sebesar rata-rata 10,6%.Kondisi iklim investasi masih mengganjal pada saat negara kita bersaing dengan negara-negara utama di Asia dalam menarik investasi asing.
    Faktor-faktor tersebut negatif yang berpengaruh pada iklim investasi meliputi antara lain:

  • Prosedur perijinan yang masih berliku dan relatif mahal
  • Tingkat kepastian hukum yang belum optimal
  • Kualitas sumber daya manusia yang rendah.
  • Keterbatasan dan menurunnya kualitas infrastruktur
  • Kurangnya insentif yang bersaing yang diberikan pada para calon investor.
  • Tetapi bukan tidak mungkin dengan melihat perbaikan-perbaikan dalam peringkat global competitiveness negara kita dalam dua tahun terakhir ini, berikut upaya-upaya Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut maka prospek penanaman modal ke depan akan semakin membaik dan memiliki prospek.
    Langkah-langkah strategis Pemerintah dalam menggulirkan Instruksi Presiden No3 tahun 2006 tenbtang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, Paket Kebijakan Infrastruktur pada bulan Juli 2006, Paket Kebijakan Sektor Keuangan, dan kebijakan yang menanggung kemungkinan terjadinya sebagian resiko negara pada proyek-proyek investasi infrastruktur, seluruhnya telah memberikan signal-signal positif atas tekad Pemerintah memperbaiki iklim usaha dan investasi.
    Kerjasama antar negara dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus serta segera diratifikasinya Undang-Undang Penanaman Modal secara pasti akan membuat lonjakan penanaman modal tidak terelakkan. Kita lihat saja dalam dua tahun terakhir Ijin Usaha Tetap (IUT) yang diterbitkan untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Perkembangan IUT ini merefleksikan adanya peningkatan kegiatan investasi yang direalisasikan oleh perusahaan dalam bentuk kegiatan nyata yang sudah menghasilkan produksi barang/jasa.
    Trend perkembangan penanaman modal dapat juga diamati perkembangannya dari data realisasi investasi yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan oleh BKPM. Dalam kaitan ini perkembangan realisasi penanaman modal sejak tahun 2000 (sampai dengan Oktober 2006) menunjukkan kecenderungan yang menggembirakan.
    Selama kurun waktu tiga tahun terakhir misalnya, realisasi investasi asing (PMA) di Indonesia secara kumulatif telah mencapai nilai 18,0 miliar dollar AS, atau meningkat sekitar 50 % dibandingkan periode tahun 2000-2003. Bidang investasi menonjol yang yang digeluti oleh perusahaan PMA antara lain kegiatan-kegiatan pada industri logam dan mesin; percetakan; kendaraan bermotor; tekstil; perdagangan dan perkebunan.
    Peningkatan yang lebih tinggi tercatat untuk realisasi investasi PMDN.Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, investasi PMDN telah mencapai nilai secara kumulatif sebesar Rp.59,5 triliun, atau meningkat sekitar73% dibandingkan kurun waktu tiga tahun periode sebelumnya. Bidang usaha menonjol yang digeluti oleh pengusaha domestik meliputi kegiatan-kegiatan dalam bidang industri logam, mesin dan elektronik; tanaman pangan dan perkebunan; trasportasi; industri kayu; konstruksi dan perdagangan eceran.
    Trend perkembangan penanaman modal ini di masa yang akan datang diperkirakan masih akan berlanjut dan meningkat pesat sepanjang mendapatkan dukungan yang positif dalam iklim berusaha dan iklim investasi di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Melalui desentralisasi dan otonomi daerah perlu peran investasi langsung di berbagai wilayah pelosok tanah air diharapkan akan semakin berkembang.

    Perbaikan Iklim Investasi sebagai Syarat Utama

    Prospek peningkatan penanaman modal akan segera dapat direalisasikan jika didukung oleh pemenuhan iklim investasi yang mendukung terselenggaranya proses perijinan secara cepat dan efisien, dan diikuti oleh persiapan-persiapan yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi di lokalitas-lokalitas penerima investasi.
    Iklim investasi dapat segera ditingkatkan melalui upaya berkesinambungan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan para pelaku ekonomi di daerah dalam hal-hal berikut ini:

  • Memberikan kepastian hukum atas peraturan-peraturan daerah dan produk hukum yang berkaitan dengan kegiatan penanaman modal sehingga tidak memberatkan beban tambahan pada biaya produksi usaha.
  • Memelihara keamanan dari potensi gangguan kriminalitas oleh oknum masyarakat terhadap aset-aset berharga perusahaan, terhadap jalur distribusi barang dan gudang serta pada tempat-tempat penyimpanan barang jadi maupun setengah jadi.
  • Memberikan kemudahan yang paling mendasar atas pelayanan yang ditujukan pada para investor, meliputi perijinan investasi, imigrasi, kepabeanan, perpajakan dan pertahanan wilayah.
  • Memberikan secara selektif rangkaian paket insentif investasi yang bersaing
  • Menjaga kondisi iklim ketenagakerjaan yang menunjang kegiatan usaha secara berkelanjutan.
  • Bagi kepentingan para penanam modal asing maka selain iklim investasi tersebut, kehadirannya masih perlu didukung oleh adanya ketentuan-ketentuan dan perlakuan yang tidak diskriminatif, yang diberikan pada para pengusaha lokal atau domestik dalam kondisi memperebutkan pangsa pasar yang bersaing. Sudah selayaknya jika para pemilik modal asing menginginkan adanya perlindungan dan jaminan investasi atas ancaman terjadinya resiko nasionalisasi dan eksproriasi. Merekapun menginginkan adanya jaminan dalam hak untuk dapat mentransfer laba maupun deviden, dan hak untuk dapat melakukan penyelesaian hukum melalui arbitrase internasional.
    Upaya menarik penanaman modal untuk berinvestasi di lokalitas tertentu di suatu wilayah pada tahun-tahun mendatang akan menjadi semakin kompleks dengan adanya globalisasi. Persaingan memperebutkan arus lalulintas modal antar benua akan semakin bersaing mengingat lokalitas-lokalitas alternatif di dunia telah tumbuh berkembang semakin banyak dan luas. Pertimbangan-pertimbangan ”azas-azas efiensi, aksesibilitas dan kesiapan kompetensi daerah” akan merupakan kunci sukses bagi peningkatan penanaman modal dalam era otonomi daerah.
    Para pelaku ekonomi di daerah dan aparat birokrasi pemerintahan daerah perlu secara bersama melakukan persiapan-persiapan dalam upaya terprogram meningkatkan kompetensi daerah.
    Upaya awal yang paling mendasar adalah membangun kesiapan sumber daya manusia yang trampil dan cekatan. Sekolah-sekolah kejuruan industrial, ekonomi, teknologi dan bahasa dapat dibangun secara sinergi antar unsur-unsur pelaku ekonomi yang ada di daerah. Memang benar tenaga kerja trampil berpotensi untuk hijrah lintas daerah. Akan tetapi mengingat keberadaan ikatan-ikatan sosial yang masih kuat di beberapa daerah di tanah air serta terbangunnya program pengembangan industri daerah, potensi bermigrasinya tenaga kerja trampil ke wilayah-wilayah ekonomi di kota metropolitan dapat dikurangi.
    Berikutnya ketersediaan fasilitas prasarana industri seperti pergudangan, jalur transportasi untuk logistik barang, pelabuhan, terminal serta hub-hub intra moda transportasi, sumber energi, air bersih, saluran irigasi lintas-desa, lembaga-lembaga ekonomi dan finansial pedesaan, serta pos-pos kolektor dan penyimpanan produk-produk hasil pertanian perlu dibangun secara memadai dan berkualitas.
    Rentetan investasi tersebut perlu ditrigger oleh inisiatif para gubernur dan para bupati dengan mengundang para investor masyarakat lokal. Dalam literatur perekonomian daerah jenis penanaman modal yang demikian dimasukkan kedalam kelompok social overhead capital(urbanization economies) dan agglomerasi (agglomeration economies).
    Kualitas dan gaya manajerial pimpinan puncak pemerintahan daerah pada akhirnya akan menentukan sejauh mana potensi-potensi pengembangan penanaman modal akibat adanya reformasi dan globalisasi dapat segera dimanfaatkan. Walaupun saat ini dapat saja pimpinan daerah tersebut berasal dari mereka yang memiliki arena bidang disiplin pengetahuan di luar bidang perekonomian, para bupati dan gubernur pemerintahan daerah perlu segera membawakan gaya kepemimpinan yang futuristik (futuristic leadership)dan membawakan keberanian menerobos kendala-kendala struktural yang menghadang (change leadership).
    Arahan dan rencana pembangunan wilayah yang stratejik perlu segera dibangun, agar dapat memberikan signal dan ajakan pada seluruh potensi kekuatan pelaku ekonomi untuk membangun daerah menuju kesejahteraan daerah yang berkelajutan. (Copyright@AditiawanChandra)
    (SOC). Ketersediaan SOC akan memberikan rangsangan pada para investor di luar daerah untuk segera berkunjung dan menetap, karena mereka akan mendapatkan apa yang dinamakan dengan penghematan-penghematan urbanisasi